Wednesday, May 28, 2008

Gambaran Bidadari dalam Al-Qur'anul Karim


Gambaran Bidadari dalam Al-Qur'anul Karim "Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jeli matanya, seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik." (Qs. Ash-Shaaffaat [37]: 48-49) "Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya." (Qs. Shaad [38]: 52) "Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 56) "Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 58) "Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 70) "(Bidadari-bidadari) yang jeli, putih bersih, dipingit dalam rumah." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 72) "Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 74) "Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah." (Qs. Ar-Rahmaan [55]: 76) "mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli." (Qs. Ath-Thuur [52]: 20) "Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik." (Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 22-23) "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya." (Qs. Al-Waaqi’ah [56]: 35-37) Gambaran Bidadari dalam Hadits Ath-Thabarany menuturkan, kami diberi tahu Bakr bin Sahl Ad-Dimyaty, kami diberitahu Amru bin Hisyam Al-Biruny, kami diberitahu Sulaiman bin Abu Karimah, dari Hisyam bin Hassan, dari Al-Hassan, dari ibunya, dari Ummu Salamah Radhiallahuanha, dia berkata, “Saya berkata,”Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli”.” Beliau menjawab,”Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung nasar.” Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku tentang firman Allah, “˜Laksana mutiara yang tersimpan baik.”(Al-Waqi'ah: 23) Beliau menjawab,”Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.” Saya berkata lagi,”Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, “˜Di dalam surga-surga ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik.” (Ar-Rahmaan: 70) Beliau menjawab,”Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jeli.” Saya berkata lagi,”Jelaskan padaku firman Allah, “seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik.” (Ash-Shaaffaat: 49) Beliau menjawab,”Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.” Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan padaku firman Allah, “˜Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Al-Waaqi'ah: 37) Beliau menjawab,”Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.” ................(hingga akhir hadits). Disebutkan dalam catatan kaki buku Raudhatul Muhibbin, halaman 201: ”Pengarang (Ibnul Qoyyim) menyebutkan hadits ini di dalam bukunya Hadil Arwah. Di sana dia memberi catatan: Sulaiman bin Abu Karamah menyendiri dalam riwayat ini. Abu Hatim menganggapnya dha’if. Menurut Ibnu Ady, mayoritas hadits-haditsnya adalah mungkar dan saya tidak melihat orang-orang dahulu membicarakannya. Kemudian dia menyebutkan hadits ini dari jalannya seraya berkata, “Hanya sanad inilah yang diketahui.”

10 comments:

graviga said...

Jadi pengen ke syurga...
mo insaf nih....

sWiT CoUpLe!! said...

saya ingin tao..apa maksod nya apabila seseorng yg saya tidak kenal berkata sedemikian'bidadari di dalam syurga'adakah itu satu sindiran atau pujian?

sWiT CoUpLe!! said...

saya ingin tao..apa maksod nya apabila seseorng yg saya tidak kenal berkata sedemikian'bidadari di dalam syurga'adakah itu satu sindiran atau pujian?

Anonymous said...

saya ingin tao..apa maksod nya apabila seseorng yg saya tidak kenal berkata sedemikian'bidadari di dalam syurga'adakah itu satu sindiran atau pujian?

manusia online said...

hanya bisa berharap ... bisa bersamanya ...

oboys said...

salam..minta izin share.. :)

Anonymous said...

Hadith: Al hadiths, Vol. 4, Page-172, No.34:
Hozrot Ali (r.a) meriwayatkan bahwa Rasul Allah berkata, “Di surga ada satu pasar terbuka di mana tidak ada pembelian ataupun penjualan, tetapi ada lelaki dan perempuan. Jika seorang lelaki menginginkan seorang perempuan cantik, seketika itu dia bisa menyetubuhinya sesuai nafsunya.

Bahkan disurga terdapat pasar seks terbuka, saya bayangkan jika saya, ayah saya, saudara2 saya, kakek saya, kakek buyut saya, ustad saya, beramai2 berseks ria, berhadap-hadapan satu sama lain. Apakah para Muslimah mau ikut bergabung dengan kami? (syaratnya harus cantik dan seksi)

QS 36 : 55
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).

Berdasarkan tafsir Al Jalalani, kesibukan diartikan dengan fakehoun, atau memerawani wanita (virginity ripper), bahkan tafsiran yang lebih tajam diberikan oleh al- 'Ouaza'i, yang merupakan cendikiawan Islam pertama memberikan tafsirnya tentang ayat Quran tadi (baca: Ihy'a 'Uloum ed-Din by Ghazali, Dar al-Kotob al-'Elmeyah, Beirut, Vol IV, p. 575.), kemudian seorang Ahli Tafsir Quran bernama Ibn 'Abbas dalam bukunya "Ibn 'Abbas, Tanweer al-Miqbas, commenting on Q 36:55" mengatakan hal yang sama dengan Tafsir Al Jalalani.

subahana allah
nikmatnya memerawani 72 bidadari.

Anonymous said...

lho kan itu pasar pribadi, tiap lelaki punya pasar masing-masing. dan lagi perempuan yang dipasar itu milik lelaki itu seorang.

uun said...

Saat seorang lalaki sudah mendapat istri di dunia (1-4 istri), apalagi istrinya sholeh dan banyak berkorban untuk suaminya, masihkan suaminya yang masuk surga (jd pasti laki2 sholeh) tidak bisa mensyukuri kebersamaan dg istrinya.
Atau ia berpikir "Terima kasih istriku, sudah mau menjadi pendampingku dan menjadikanku mulia, tapi ijinkan aku menikmati wanita-wanita lain. Harap maklum, itu naluri lelaki Kau harus tetap jadi milikku tak boleh disentuh, apalagi dimiliki org lain. Jadi jgn pernah berpikir kau akan punya bidadara2 spt aku punya minimal 72 bidadari. Kau adalah milikku."

Kok saya malah terkesan, mrk tidak bisa berterima kasih dan mensyukuri nikmat mendapat istri sholehah.

Anonymous said...

Allah Maha Adil. Di akhirat keperkasaan suami ditingkatkan seratus kali jadi seimbang dengan nafsunya. Apakah istrinya mau terus-terusan melayani suaminya? Dengan adanya bidadari justru istri yang dihilangkan rasa cemburunya bisa menikmati kesenangannya.